Dua Dunia

Ini adalah novelku yang pertama. Enjoy...

Tuesday, May 31, 2005

Bab 7 HARDI

Semalaman aku masih kesal memikirkan apa yang terjadi tadi. Kenapa sih aku bisa lepas kontrol. Bukankah biasanya aku bisa selalu tenang dan berpikir jernih. Apa benar kata Maria kalau kali ini aku kena batunya. Mungkin juga. Aku benar-benar penasaran, apa yang membuat aku kesal setengah mati dengan dia. Aku benar-benar dibuat tidak bisa tidur karenanya. Siapa sih dia, sampai menyedot porsi pikirinku melebihi pe er termo.

Buru-buru tadi aku pulang ke rumah supaya tidak ketinggalan nonton X-Files. Tapi sesi tadi bersama Dwina benar-benar mematikan seleraku. Meskipun di depan mata tertayang film kesukaanku, pikiranku melayang entah ke mana. Cercahan kekesalan terlintas terus dalam benakku. Remote TV yang tidak bersalah sebetulnya sudah mendapat giliran pertama, kubanting hingga tutup baterenya lepas. Untung saja aku miskin, kalau tidak TV-ku sudah kupecahkan tabungnya dengan lemparan sepatu. Seluruh dunia seakan menyinggungku, hingga daun pintu pun bersalah.

Akhirnya kuputuskan untuk memejamkan mata, karena nampaknya tidak ada gunanya kulanjutkan aktivitas hari ini. Aku telah kehilangan konsentrasi seluruhnya. Dan dialah yang telah mengambilnya seluruhnya. She has ruined all my day. Aku akan berpikir panjang nampaknya untuk menerima dia lagi dalam sesi berikutnya. Masalah ini harus kujelaskan dengan koordinator, dan tentunya sebelumnya dengan Maria, “kakakku”.

Tidur, hayo tidur. Sudahlah hari ini, besok aku harus pulih. Untungnya aku punya kelebihan. Aku tidak punya masalah tidur, seberat apa pun masalah yang kuhadapi. Obat tidur adalah bahan tertawaan bagiku. Mungkin tipe seperti aku ini yang disebut light-sleeper, bahasa indonesianya pelor, nempel-molor. Well, selamat malam, selamat tinggal hari ini yang kejam.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home