Dua Dunia

Ini adalah novelku yang pertama. Enjoy...

Tuesday, May 31, 2005

Bab 3 DWINA

Masih sakit rasanya hati ini karena pertengkaran dengan Steve kemarin. Aku nggak habis pikir, betapa pengecutnya ia. Anak mami. Di depanku ia sangat manis. Kalau aku minta bulan mungkin akan dikabulkannya. Tapi begitu di depan ibunya ia seperti seekor kerbau dicucuk hidung. Semua kejantanannya yang aku kagumi hilang. Padahal kalau ia sedang berduaan denganku, ia selalu berkata bahwa ia berani melawan ibunya. Apakah semua cowok kayak begitu. Setahuku hanya cowok Italia yang begitu. Aku tidak akan bisa merebut tempat perempuan yang paling dicintainya, ibunya. Steve. Bukankah kau selalu berkata kau benci ibumu. Kau benci diperlakukan sebagai anak kecil. Kau pernah cerita betapa malunya engkau karena ibumu pernah mengantarkan susu untukmu ke sekolah untuk kau minum di saat istirahat dan semua anak-anak berteriak, susu mami nih ye… Kau juga pernah cerita bagaimana malunya dirimu karena dibela ibumu saat berantem dengan tetangga sebelah rumahmu. Seminggu engkau harus menanggung malu karena selalu disoraki punya mama Robocop. Tapi kenapa? Kenapa kau selalu bertekuk lutut di depannya. Kalau ia bukan ibumu, pasti aku berpikiran bahwa kau sudah kena pelet. Tapi rasanya tidak mungkin ada ibu yang memelet anaknya sendiri. Berarti hanya ada satu kemungkinan, bahwa kau pengecut! Atau… kau sebenarnya tidak mencintaiku sebesar cintamu pada ibumu. Steve, aku cemburu. Kau hanya milikku. Bukankah laki-laki harus meninggalkan kedua orang tuanya untuk bersatu dengan istrinya. Ah, mungkin semua harus kulupakan dulu. Bisa kacau skripsiku kalau aku harus memikirkanmu. Aku harus ketemu dosen hari ini. Aku harus berangkat sekarang juga.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home